Tuesday, April 23, 2013

Happy B'day Bunda Maha Cundhi ^.^


Nama Bodhisattva Cundi Cundhi Saptakoti-Buddhaphagavati atau biasa disingkat Bodhisattva Cundi, diambil dari Bahasa Sansekerta. Terjemahannya bermacam versi.
Maha Bodhisattva ini dikenal secara populer oleh Umat Buddha mahayana, dikarenakan Mantranya yang dinamai Mantra Cundi.

Beliau juga dinamai "Sang Kuan Yin Pelatih Kehidupan Spiritual agar dapat masuk ke alam surga" oleh umat Buddha Sekte Dhyana.

Mantranya yang dinamai Mantra Cundi telah diajarkan secara luas dan sangat populer.
Terdapat 9 (sembilan) lukisan mengenai Maha Bodhisattva Cundi ini. Beberapa dari lukisan atau rupangnya, ada yang mempunyai dua tangan, empat tangan, bahkan ada yang mempunyai 84 tangan. Umumnya umat Buddha memuja lukisan atau rupangnya yang bertangan 18 dan bermata tiga.

Dalam rupang atau lukisannya, tiap tangannya bersikap bermacam-macam. Ada yang sedang memberikan berkah, memegang pedang atau tasbih, atau memegang alat untuk menghaluskan dan mencampur obat-obatan yang berhiaskan intan berlian. Bila melihat rupang atau lukisan Bodhisattva ini, beberapa umat Buddha sering salah mengerti. Mereka menyangka itu lukisan Bodhisattva Avalokitesvara, yang dikenal dengan nama "Sahasrabhuja aryavalokitesvara".
Sebenarnya terdapat mata yang jumlahnya 27 dan 40 tangan (jika ditambah dengan satu tangan yang sikapnya mencakup kedua telapak tangan menjadi satu, dan satu tangan lagi yang sikapnya sedang memberikan berkah), maka jumlah tangannya menjadi 42.

Banyak yang sulit membedakan Maha Cundhi dengan Bodhisatva Aryavalokitesvara karena Mereka memiliki persamaan yang cukup sama dan sulit di bedakan, yaitu bertangan dan bermata banyak.

Mantra dari Maha Cundi yang berartikan langsung "Hati Ibu dari 7 Koti Para Buddha" sudah terkenal sangat ampuh dan bermanfaat, hanya dijapa dan di lafalkan dalam jangka waktu singkat, namun sudah sangat terasa manfaat nya. 

Apabila para sadhaka dapat melafalkan mantra ini melebihi 200.000x, akan bermimpi bertemu Maha Cundhi Bodhisatva dan para Buddha.
Apabila para sadhaka dapat melafalkan mantra ini dengan tulus melebihi 800.000x, semua karma-karma membunuh yang berat dari kehidupan lampau akan sirna dan terlenyapkan. Setelah meninggal, akan memiliki kesempatan bertemu Buddha dan mendapatkan Dharma langsung dari para Buddha, sehingga dengan cepat akan mencapai Pencerahan. 
Hidup akan terhindar dari bahaya api air, bertemu ular dan binatang mematikan lain akan aman dan di lindungi para Bodhisatva. 

Namun ingat, itu semua bukan lah janji, namun itu sudah terbukti dari para sadhaka yang benar-benar tulus menjapa nya. Apakah anda menginginkan efek seperti itu? Anda perlu bertanya dulu sudah kah benar-benar tulus? 
Saya perlu ingatkan, semua itu bisa dikatakan sebagai semacam pemberkatan dari Yang Atas saja, kita sebagai sadhaka hendak nya benar-benar tulus dan tidak terlalu mengharapkan hal seperti itu. Anda tulus menghormati dan menjalankan ajaran Buddha, otomatis anda akan di lindungi, bukankah begitu? 


Dalam rangka menyambut ulang tahun Bunda Maha Cundhi Bodhisatva (tanggal 25/4), mari kita bersama-sama menjapa mantra Maha Cundhi Bodhisatva... Dan boleh menjerit sekuat-kuatnya dalam hati (Happy B'day Bunda Maha Cundhi).... ^.^


Mantra Maha Cundhi Bodhisatva:
"Namah Saptanam Samyak-Sambuddha Kotinam Tadyata Om Cale Cule Cundi Svaha"

Maha Chundi Bodhisatva Picture.

(Kanan Kiri sama)

Maha Mudra Of Maha Cundhi Bodhisatva

Sadhaka? Wajib Berbakti


Dalam Buddhist Tantrayana, sudah kita ketahui bahwa sila tertinggi nya adalah "berbakti terhadap GURU".
Nah, mengapa kita duluan harus berbakti kepada guru dan bukan langsung kepada Buddha? Menghormati Buddha bukankah yang terbaik? Bukankah Para Buddha adalah yang tertinggi? 

Banyak para sadhaka mempunyai pertanyaan seperti ini di hati nya, namun tidak tahu bertanya kemana. Tentu sebagaimana kita ketahui di ajaran Buddhist tentunya para Buddha adalah yang tertinggi. Tapi dalam Tantrayana, apabila tidak ada Guru, dari mana anda akan mengenal Buddha? Tanpa guru, apakah anda bisa menjadi seorang sadhaka? Tanpa guru, bagaimana mendapatkan Dharma? Maka dari itu, sebelum anda menghormati Buddha, terlebih dahulu menghormati Guru. Sebelum anda berbakti terhadap Buddha Dharma, terlebih dahulu berbakti terhadap Guru. Terhadap Guru saja anda belum berbakti, bagaimana anda bisa berbakti terhadap Buddha? Bukankah begitu?

Setiap sadhaka harus mempunyai seorang guru, memperoleh abhiseka dari guru, dan mendapatkan perlindungan dari garis silsilah guru tersebut. Kemudian barulah sepenuh hati berbakti dan menjalankan ajaran guru. Tentu nya tidak semua guru adalah benar, namun meskipun guru anda adalah salah, dalam Tantrayana tidak diperbolehkan menghina guru, apalagi membicarakan keburukan Nya dari belakang. Apabila benar guru anda adalah salah, maka tinggalkan guru anda dengan baik-baik, dan tidak diperbolehkan memarahi dari belakang dan sebagainya. 

Dalam Sastra Cina ada 1 kalimat kuno, "Sehari menjadi guru, Seumur hidup menjadi Ayah". Maksudnya adalah masyarakat cina kuno sangatlah menjunjung tinggi posisi guru dalam hati dan hidup mereka. Untuk mendapatkan seorang Guru yang bijak sungguh sulit. Karena itu apabila mereka mendapatkan 1 guru, maka akan di perlakukan dan di hormati seperti ayah kandung sendiri. Guru apapun itu, guru silat, guru sastra, guru pelajaran, hingga guru spiritual, hendaknya kita sepenuh hati berbakti kepada beliau, karena beliau telah memberikan kita pelajaran berharga, pengalaman hidup yang semuanya tidak bisa kita dapatkan dengan uang semata, bukan kah begitu?

Dalam Tantrayana juga begitu, guru adalah seorang yang harus kita hormati. Dari jaman tibet kuno, semua sadhaka sangatlah berhati-hati dalam memilih guru yang benar-benar bijak dan yang bisa membimbing mereka. Dan asalkan sudah menemukan nya, maka mereka tidak akan memiliki keraguan lagi. Sepenuh hati dengan tulus berbakti dan percaya serta menjalankan semua ajaran nya tanpa bertanya. Karena disaat seorang guru memberikan kita 1 perintah, tentu ada maksud tertentu nya, kita tidak lah perlu bertanya alasan nya. (dalam Tantra Tibet kuno, bertanya yang tidak di beritahukan berarti tidak menghormati dan tidak mempercayai).


Untuk mendapatkan Dharma sejati, tentu nya itu sangat sulit, benar-benar sulit. Namun untuk mendapatkan Guru sejati, jauh lebih sulit lagi. Karena di saat anda menemukan Guru sejati, secara otomatis anda juga telah mendapatkan Dharma sejati nya, bukankah begitu?

Nah, sudahkah anda berbakti terhadap guru anda? sudahkah anda benar-benar tulus menjalankan setiap ajaran Nya? Masih kah ada keraguan di antara anda dengan guru anda? Jawaban ini hanya perlu anda jawab di dalam hati saja. 

Apabila belum, segera lah berbakti terhadap guru. Dengan kita menghargai, menghormati, bahkan berbakti terhadap guru, itu sama dengan kita sudah benar-benar berbakti terhadap Para Buddha. 


Dulu saya juga mempunyai seorang guru, beliau memperkenalkan saya kepada Tantra, mengajarkan saya berbagai macam teknik, dan Sadhana. Tanpa beliau, tentu nya tidak ada saya yang sekarang. Beliau adalah seorang yang sangat misterius, kadang serius, kadang kekanak-kanakan, kadang pemarah. Beliau selalu sulit di tebak. Saya pernah sekali meragukan kemampuan dan kebijaksanaan nya. Itu membuat saya sampai sekarang tetap merasakan penyesalan luar biasa setiap mengingat kejadian tersebut. Hingga sekarang saya merasa meragukan beliau adalah kesalahan terbesar yang pernah saya lakukan. 
Jadi jangan lagi mengulang kejadian yang sama. Mendapatkan seorang guru tidak lah mudah, anda tidak akan pernah tahu betapa beratnya menjadi seorang guru hingga suatu saat anda sendiri menjadi salah satu dari itu. 

Mari lah kita bersama-sama berbakti terhadap guru kita masing-masing. Berharap beliau menunda Parinibbhana-Nya, agar dapat terus membimbing kita mencapai pencerahan.

Sunday, April 21, 2013

Dharma, Sukha Sejati yang Kita Cari

Seorang wanita bertanya kepada pacar nya, "apakah kamu mencintai ku?", pacar nya menjawab "dengan sepenuh hati, bumi dan langit bisa menjadi saksi percintaan kita berdua". Namun, 3 minggu setelah kejadian itu, wanita itu putus dengan pacarnya karena pacarnya berselingkuh dengan gadis lain. Pacaran yang awalnya sangat bahagia, indah dan manis, kini menjadi suram, menyedihkan, dan pahit rasa nya. Perubahan dalam kebahagiaan dan penderitaan terus terjadi, hanya saja kita belum menyadari nya. 

Sebenarnya kejadian seperti ini benar-benar sangat sering sekali terjadi. Awalnya kita mengejar 1 hal karena merasa apabila sudah mendapatkan nya, kita akan bahagia. Tapi belum tentu, mungkin setelah sudah memiliki nya, kita malah ingin melepaskan nya. Membingungkan bukan? namun itu lah manusia. 

Sukha (kebahagiaan) dan Dukkha (penderitaan) selalu saling melengkapi. Sukha akan datang setelah Dukkha, dan selalu bergantian seperti itu terus. Namun apakah selama ini yang kita rasakan sudah benar-benar bahagia? Pernah kah anda benar-benar merasakan yang nama nya Bahagia? Seperti apa rasa bahagia itu? Sulit di deskripsikan bukan? 

Berparas tampan/cantik dan mendapatkan pacar idaman kita. Apakah kebahagiaan seperti itu kah yang kita inginkan? Apakah anda benar-benar bahagia?
Hidup berkelimpahan harta, kekayaan yang tidak akan pernah habis. Apakah itu membuat kita bahagia? Apakah anda benar-benar bahagia? 
Mempunyai tahta yang tinggi, kekuasaan yang besar. Apakah itu membuat kita bahagia? Apakah anda benar-benar bahagia?
Kekuatan luar biasa, bahkan ini juga belum tentu menggaransi kan kita kebahagiaan. 

Mempunyai seorang pacar yang luar biasa cantik/tampan nya, kita tidak akan luput dari kecemburuan, karena kita merasa takut, takut akan kehilangan nya...
Begitu juga dengan harta dan tahta, setiap saat akan hidup dalam penuh ketakutan, takut semua kekayaan dan kekuasaan, kedudukan kita akan di rebut, di rampas, sehingga hidup menjadi penuh kecurigaan. Mencurigai semua orang di sekitar, termasuk keluarga sendiri. Hidup yang seperti itu, bahagia kah anda? 

(tanya saja pada hati sendiri)

Lantas kalau itu juga bukan kebahagiaan sejati, apakah itu Sukha yang sejati? 

Tentu hidup tanpa rasa aman, penuh ketakutan, kita bahkan tidak dapat menjalani aktifitas hidup seperti biasanya, bagaimana pula bisa bahagia?. Maka cari lah sesuatu yang benar-benar dapat membuat kita bahagia. Suatu kebahagiaan mutlak yang tidak akan pernah bisa di rebut oleh orang lain, kebahagiaan mutlak yang tidak perlu takut akan kehilangan. 
"Dharma". 
Yah, hanya sangat simple, sederhana. Menikmati Dharma, menerima, memperoleh, hingga mengerti akan Dharma, itu lah titik hidup paling membahagiakan. Dharma tidak memaksa apa-apa, Dharma tidak memeras apa-apa, Dharma itu fleksibel, Dharma itu relastis, Dharma itu indah setiap saat. Asal kita bersedia tulus menghormati, dan menjalani, mempraktekkan Dharma di kehidupan sehari-hari, maka kita sudah dekat dengan Dharma. 

Dharma tidak harus di peroleh di Vihara, dari Ceramah Dharma, namun Dharma berada di sekitar kita, di kehidupan sehari-hari kita. Tidak percaya? Coba renungkan dengan sendiri nya, setiap hari kita bertemu dengan  sangat banyak hal, namun pasti ada beberapa hal yang dapat membuat kita sadar sedikit, mungkin membuat kita tahu akan kesalahan kita. Itu lah Dharma.... Selama anda benar-benar percaya, maka dia akan ada. Selama anda tulus serius menaati, maka dia lah Sila. Cukup sederhana bukan? 

Kebahagiaan dalam memperoleh Dharma, bahkan mengerti adalah sangat luar biasa. Melebihi segala kebahagiaan yang selama ini kita sangat berusaha kejar. Indah bukan? 

Selama ini, kita selalu mengejar mereka yang tidak ada ujung nya, mengejar yang sia-sia, yang pada dasar nya hanya membuang-buang waktu. Anda mempunyai seorang pacar, anda harus takut akan kehilangan dia, maka anda membatasi kehidupan nya dengan orang lain, disana anda telah mengekang nya sangat erat. Karena anda takut kehilangan nya, anda mengikat nya dengan erat, namun tahu kah anda apabila tangan terlalu menggenggam erat pasir, maka yang terjadi adalah pasir akan keluar dari sela-sela jari tangan? 
Tidak lama lagi, pacar anda putus dengan anda, anda patah hati, masih bahagiakah anda? 
Bukankah itu sia-sia? Dan kalau anda merenungkan nya, mungkin hal lain juga akan berakhir seperti ini.

"Disaat anda mengira anda telah memiliki nya, sebenarnya anda telah benar-benar kehilangan"

Segala sesuatu di dunia ini selalu tidak kekal dan berubah-ubah. Tidak ada yang tetap dan tidak berubah. Pohon akan tumbang, laut akan kering, dan kita akan meninggal juga. Lantas mengapa kita harus mengejar mereka yang kita bahkan tidak ada hak untuk memiliki? 

Namun "Dharma" tidak lah berubah, Dharma adalah ajaran tetap Sang Buddha. Selama anda benar-benar tulus mempercayai nya, anda akan mencapai kebahagiaan sejati. 

Semoga membantu memecahkan permasalahan banyak orang. Sebenarnya asal kita belajar ingin tahu, dan selalu bersyukur, tidak akan ada penderitaan lagi. Karena dalam kondisi apapun, anda telah mensyukuri nya, bukan kah itu indah?  ^.^

"Om Sarasidhi Hring Hring"
"Om Ah Hum Benzra Guru Padma Siddhi Hum"