Sunday, December 1, 2013

Peringatan Ahli Strategi kuno, ZhuGe Liang

Beberapa hari yang lalu, dalam satu perjalanan spiritual saya seketika berada di suatu tempat. Itu adalah tempat yang sangat ajaib, lantai terbuat dari cristal putih yang sangat cantik, terdapat banyak pilar yang diukir dengan ukiran berbagai macam naga, udara penuh dengan bau semerbak harum bunga melati yang tidak terlalu menyengat, langit-langit tak berujung, hanya terlihat cahaya yang sangat terang dari atas. Sesaat disana saya merasakan ketenangan yang sangat jarang di rasakan. Saya langsung tahu ini pasti salah satu alam atas. Kemudian saya duduk dan mulai menikmati semuanya dengan mengatur pernapasan dan menghirup udara yang sangat indah ini.

Tiba-tiba saja dari kejauhan yang saya juga kurang tahu ujung nya dimana terdapat suara langkah kaki, saya mengetahui langkah kaki itu mengarah kesini, saya juga melihat kesana. Terlihat samar-samar sosok seorang yang berpakaian baju kuno dan sangat sekali tidak asing. Yah, dia benar-benar tidak asing, dengan topi hijau di atas kepala, jubah yang agung, dan kipas bulu. Sejenak saya terpikirkan pada tokoh terkenal ZhuGeLiang, ZhuGe KongMing yang dari jaman 3 dinasti. Orang tersebut datang dan berkata "sudah sekian lama tidak pernah ada yang hadir di tempat saya ini". Saya menanyakan "apakah anda ZhuGe KongMing"? 
Dia mengiayakan nya. Saya jadi tambah bingung, mungkin anda kurang tahu, tapi sepengetahuan saya, ZhuGeLiang benar-benar terkenal, taktik perang, strategi, bahkan elemen dan ramalam langit juga di kuasai, namun karena terlalu banyak berperang membunuh terlalu banyak makhluk hidup akhirnya jatuh ke "Neraka Penggosongan" juga. Bagaimana beliau bisa ada di istana langit seperti ini?

ZhuGeLiang seperti dapat membaca apa yang saya pikirkan, dia mengatakan "memang benar saya jatuh ke dalam neraka penggosongan, ini juga bukan fisik asli saya, ini hanya lah salah satu tubuh halus saya. Raja Yama  mengingat saya juga penuh kebijaksanaan, karena itu memperbolehkan saya keluar ke istana ini".

Mendengar pembicaraan dari ZhuGe Liang, saya pun mulai mengerti apa yang sedang terjadi. Ternyata ini adalah salah satu istana dari Alam Tanpa Daya. Nama istana ini adalah "Istana Guang Ling". ZhuGeLiang memberitahukan saya banyak sekali cerita yang tidak tertulis dalam buku sejarah 3 dinasti. Dan saya perlahan-lahan juga sudah mulai mengerti semua maksud nya. 

"Kamu tidak akan pernah tahu bagaimana karma pembunuhan itu sangat berat, sebenarnya dari dulu saya juga sudah tahu akan seperti ini, sekarang sudah tahun 2013, namun penyiksaaan saya sampai sekarang belum berakhir, bahkan masih akan sangat lama sekali. Di bawah sana, mereka yang merebut kekuasaan, yang membunuh semua tidak ada yang bisa lolos dari karma dan sidang Raja Yama." Kata ZhugeLiang
"lalu bagaimana saya membantu anda"? "hanya dengan Satwamocana dan Sutta penyeberangan dari Amitabha Buddha langsung".

Ternyata bahkan Cao cao dan masih banyak tokoh terkenal juga terjerat dalam neraka tersebut, menjalani siksaan di cabik-cabik oleh raksasa, di tarik usus besar, dan masih banyak siksaan yang sungguh sadis. Setelah percakapan singkat dengan ZhugeLiang, saya pun mengerti bahwa Satwamocana betapa penting nya, dan betapa pembunuhan itu mengerikan.

Maka di peringati untuk semua saudara sedharma, jangan lah membunuh. jangan lah menyiksa makhluk hidup. Bahkan rumput juga bernyawa, mereka juga memiliki hak untuk hidup.
Perbanyak lah Satwamocana (Pelepasan Makhluk Hidup). Anda mungkin saat ini merasa enteng dan merasa cuek dengan apa yang anda perbuat, namun disaat di bawah nanti nya, mungkin waktu untuk jerit juga anda tidak sempat. Tentu nya saya berharap semua makhluk akan terbebaskan dari ancaman Neraka.

Maka saya ingatkan untuk semua nya, japa lah mantra penyeberangan sebelum menikmati 1 makanan. Bahkan 1 gelas air putih juga memiliki 84000 nyawa kuman. Apalagi yang lain.

Saya berharap ZhuGeLiang dapat terbebaskan secara cepat dari siksaan api neraka, dan terlahirkan ke alam brahma. Saya berharap semua makhluk tidak perlu merasakan apa yang di rasakan beliau lagi.

Mantra Penyeberangan Manjusri:
Om Apela Hum Kancala Svaha

Mantra Penyeberangan Sukhavatiloka Amitabha Buddha (Sukhavatti Vyuta Dharani):
Namo amitophoye totacietoye totiyeta amilito popi amilito sitan popi amilito picia lanti amilito picia lanto ciamini ciacia na cituo ciali svaha

Monday, May 6, 2013

Menghadapi Penolakan

Pernah kah anda dengan sungguh-sungguh mengajak seseorang, penuh harapan, dan akhirnya di tolak?
Pernah kah anda dengan penuh tulus mengutarakan perasaan anda kepada seseorang, dan akhirnya di tolak?
Penolakan apa saja itu tetap akan berujung menyakitkan. 


Hampir semua manusia tidak suka dengan penolakan. Baik itu dari masalah kecil hingga besar, sakit yang kecil hingga luka yang besar. Semua itu tetap saja menyakitkan. 
Ajakan anda di tolak teman, lamaran pekerjaan di tolak boss, hingga perasaan anda di tolak si doi, semua itu akan berakhir dengan anda tersakiti, merasa tidak di anggap, dan bahkan ada yang sampai ingin mengakhiri hidup nya. 



Mungkin benar sekali kita benar-benar tulus dalam melakukan sesuatu, dan apabila berakhir dengan penolakan, tentu menyakitkan. Semua yang kita lakukan hanya berakhir sia-sia. Itu bisa saja karena karma, takdir, bahkan nasib buruk. Bisa juga karena memang benar pekerjaan kita, apa yang kita lakukan kurang bagus. Namun hendaknya kita melakukan segala sesuatu dengan jangan berharap kembali. 
Penolakan bisa saja datang tiba-tiba, akan berakibat menusuk ke perasaan, ke daerah sensitif kita, memancing berbagai macam emosional. Ada yang karena penolakan berubah menjadi benci, dendam, dan sebagainya. Ada yang karena penolakan berubah menjadi malu, hilangnya rasa percaya diri, dan bahkan ingin mengakhiri hidupnya. Semua itu mungkin saja terjadi, dan memang sudah terjadi.


Lantas mengapa kita di tolak? Bagaimana mengatasi nya?

Karena itu, untuk kita semua, sebelum kita melakukan sesuatu, mengucapkan sesuatu, hendaknya berpikir terlebih dahulu. Karena setiap tindakan yang kita lakukan, ucapan yang kita ucapkan, tidak akan bisa berubah lagi, dan mungkin bisa saja sangat menyakiti orang sekitar. 


Kita tidak ingin di sakiti, hendaknya jangan juga menyakiti. Ingin di hormati, hendaknya juga menghormati sesama. Meskipun terhadap guru, murid, orang tua, teman, saudara, hingga bawahan, sebelum bertindak hendaknya berpikir dahulu. Apakah perkataan ini menyakiti perasaan mereka? Apakah tindakan seperti ini akan melukai harga diri mereka?


Pepatah kuno cina mengatakan : "Kurang nya 1 teman adalah bertambah nya 1 musuh, dan sebaliknya, bertambahnya 1 teman adalah kurang nya 1 musuh"


Belakangan ini saya telah mengamati berbagai hal yang berhubungan dengan topik ini, semua penolakan berakhir pada sakit hati, kesal, benci, dan lain sebagainya yang tentu nya buruk. 


Mengatasi penolakan ini tentunya juga banyak cara.

Bagi yang ingin menolak setiap ajakan, bahkan ingin menolak perasaan seseorang, cari lah cara yang benar-benar tidak menyakiti mereka, utarakan baik-baik mengapa anda harus menolak, dan berikan dia sedikit pengertian, maka mereka yang merasa di tolak tidak akan membenci terlalu lama. Sakit hati tentu ada, karena tidak ada manusia yang suka di tolak, namun setidaknya kita bisa menghibur rasa sakit itu sejenak. 
Bagi yang di tolak, baik di tolak dalam bidang apa saja, tentu nya kita harus juga mengerti, mencoba lebih pengertian, karena mereka yang menolak mungkin tidak sengaja, atau benar-benar tidak bisa. Apabila mereka tidak bisa dan kita memaksa, itu hanya akan berakibat lebih buruk saja. 



Dan kita juga harus belajar memahami kondisi mereka, memaklumi, dan memaafkan. Harus belajar MENERIMA semua kondisi ini, dengan menerima kita baru bisa menghadapi, dengan menghadapi baru bisa melewati nya. Bukankah Begitu? ^^


Jadi nya bagi semua umat, hendaknya selalu memikirkan perasaan orang lain terlebih dahulu baru bertindak. Maka tidak akan ada nya kebencian dan perasaan-perasaan buruk terhadap seseorang. 

Sang Buddha berkata, "mereka yang bisa menghormati orang lain lah yang pantas di hormati, mereka yang selalu membantu orang lain lah yang pantas di kasihani, dan mereka yang selalu agar berbuat baik mengorbankan diri sendiri lah yang akan MEMASUKI ALAM VAJRA-DHATU"



Marilah kita bersama-sama introspeksi diri masing-masing. Marilah kita bersama-sama berlatih menjadi lebih baik lagi.

Om Muni Muni Maha Muni Ye Svaha

Terpujilah Sang Hyang Agung Buddha Sakyamuni....  NAMASTE ^.^

Wednesday, May 1, 2013

Kebesaran Bunda Tara

"Om Tare Tuttare Ture Svaha" , untuk para Sadhaka tentu nya dengan mantra ini sudah tidak asing lagi. Yah, ini lah salah satu mantra yang cukup populer saat ini, mantra hati dari Yang Arya Tara Hijau. Dan cukup banyak sadhaka yang saya temui yang bersarana serta menjadikan Bunda Tara sebagai Yidam Yoga nya. 

Lantas, sudahkah anda mengerti sepenuhnya dengan Bunda? Sudahkah anda menyatukan perasaan dan kesadaran anda kepada Beliau? 

Tara dikatakan adalah "Ibu dari para Buddha", maha pengasih dan penyayang. Dengan bentuk perwujudan yang beraneka ragam, Yang Arya Tara senantiasa tidak pernah berhenti membantu dan menyelamatkan para makhluk. Beliau menolak menjadi Buddha karena masih sangat banyak makhluk yang ingin diselamatkan. Sungguh sebuah hati yang benar-benar suci. Setiap mengingat sampai titik ini, sering kali air mata mengalir tak tertahankan. 

Masih ingatkah kalian pertama kali kita melakukan kesalahan, dan Bunda dengan penuh kasih memaafkan kita bahkan dengan penuh lembut menggunakan kedua tangan membelai rambut dan kepala kita, serta mengatakan "Yang sudah terjadi tidak bisa di ubah, tapi kedepan nya akan menjadi lebih baik lagi, jangan takut, saya menyertai mu"

Pertama kali saya begitu ingin bertemu Bunda, namun masih saja tidak dapat bertemu. Hingga suatu saat dalam salah satu persemedhian melihat cahaya hijau, namun hanya titik cahaya, sangat kecil sekali.
Saya menunggu sejenak, titik cahaya tersebut perlahan-lahan membesar, dan berubah menjadi bija-aksara "TAM" (bija aksara Bunda Tara). Sungguh terkejut, lalu bija-aksara perlahan-lahan berputar dan muncul lah Bunda. Sungguh makhluk terindah. Tangan berpegang bunga utpala, duduk di atas padmana, mahkota hingga perhiasan yang sangat indah lebih mencerminkan kesucian dari Bunda. Cahaya hijau menyinari seluruh alam. Tidak sanggup berkata apa-apa lagi. Pemandangan menakjubkan ini saya tutup dengan Sokha sebanyak 21x. 

Semenjak kejadian itu, Bunda sering muncul dalam persemedhian, kadang memberikan Dharma, kadang memberikan tugas, kadang memberitahukan kejadian yang akan terjadi agar ada kesiapan. 
Kebesaran Bunda pada kehidupan saya bukan hanya ini, beliau sering kali membantu dalam berbagai hal.
Dan sudah tidak terhitung menyelamatkan saya dan orang sekitar saya.

Siapapun anda, apa pun Yidam Yoga anda. Saya mengingatkan "Hendaknya anda benar-benar tulus menghormati dan berbakti pada Beliau". Karena anda tidak akan pernah tahu sudah berapa kali anda diselamatkan oleh Yidam Yoga anda. 

Bunda Tara sungguh seperti seorang Ibu alam. Penuh maha kasih. Tidak pernah berkata lelah dalam menyelamatkan semua makhluk. 

Apa kebesaran Bunda dalam kehidupan kalian? Semoga anda juga dapat merasakan apa yang saya rasakan.

Selalu lah menyucikan hati dan pikiran. Selalu lah berdana pada yang benar-benar membutuhkan. Dan apabila saat nya tiba, benar-benar lah tulus berbakti terhadap para Yidam, maka Tara akan memegang tangan mu, dan membawa mu ke Istana Sukhavati yang penuh bahagia. ^.^

Percaya maka percaya lah
Tidak mempercayai maka tidak percaya lah
Percaya tidak Percaya terserah Anda. 

Om Tare Tuttare Ture Svaha ^.^


21 Tara

Tuesday, April 23, 2013

Happy B'day Bunda Maha Cundhi ^.^


Nama Bodhisattva Cundi Cundhi Saptakoti-Buddhaphagavati atau biasa disingkat Bodhisattva Cundi, diambil dari Bahasa Sansekerta. Terjemahannya bermacam versi.
Maha Bodhisattva ini dikenal secara populer oleh Umat Buddha mahayana, dikarenakan Mantranya yang dinamai Mantra Cundi.

Beliau juga dinamai "Sang Kuan Yin Pelatih Kehidupan Spiritual agar dapat masuk ke alam surga" oleh umat Buddha Sekte Dhyana.

Mantranya yang dinamai Mantra Cundi telah diajarkan secara luas dan sangat populer.
Terdapat 9 (sembilan) lukisan mengenai Maha Bodhisattva Cundi ini. Beberapa dari lukisan atau rupangnya, ada yang mempunyai dua tangan, empat tangan, bahkan ada yang mempunyai 84 tangan. Umumnya umat Buddha memuja lukisan atau rupangnya yang bertangan 18 dan bermata tiga.

Dalam rupang atau lukisannya, tiap tangannya bersikap bermacam-macam. Ada yang sedang memberikan berkah, memegang pedang atau tasbih, atau memegang alat untuk menghaluskan dan mencampur obat-obatan yang berhiaskan intan berlian. Bila melihat rupang atau lukisan Bodhisattva ini, beberapa umat Buddha sering salah mengerti. Mereka menyangka itu lukisan Bodhisattva Avalokitesvara, yang dikenal dengan nama "Sahasrabhuja aryavalokitesvara".
Sebenarnya terdapat mata yang jumlahnya 27 dan 40 tangan (jika ditambah dengan satu tangan yang sikapnya mencakup kedua telapak tangan menjadi satu, dan satu tangan lagi yang sikapnya sedang memberikan berkah), maka jumlah tangannya menjadi 42.

Banyak yang sulit membedakan Maha Cundhi dengan Bodhisatva Aryavalokitesvara karena Mereka memiliki persamaan yang cukup sama dan sulit di bedakan, yaitu bertangan dan bermata banyak.

Mantra dari Maha Cundi yang berartikan langsung "Hati Ibu dari 7 Koti Para Buddha" sudah terkenal sangat ampuh dan bermanfaat, hanya dijapa dan di lafalkan dalam jangka waktu singkat, namun sudah sangat terasa manfaat nya. 

Apabila para sadhaka dapat melafalkan mantra ini melebihi 200.000x, akan bermimpi bertemu Maha Cundhi Bodhisatva dan para Buddha.
Apabila para sadhaka dapat melafalkan mantra ini dengan tulus melebihi 800.000x, semua karma-karma membunuh yang berat dari kehidupan lampau akan sirna dan terlenyapkan. Setelah meninggal, akan memiliki kesempatan bertemu Buddha dan mendapatkan Dharma langsung dari para Buddha, sehingga dengan cepat akan mencapai Pencerahan. 
Hidup akan terhindar dari bahaya api air, bertemu ular dan binatang mematikan lain akan aman dan di lindungi para Bodhisatva. 

Namun ingat, itu semua bukan lah janji, namun itu sudah terbukti dari para sadhaka yang benar-benar tulus menjapa nya. Apakah anda menginginkan efek seperti itu? Anda perlu bertanya dulu sudah kah benar-benar tulus? 
Saya perlu ingatkan, semua itu bisa dikatakan sebagai semacam pemberkatan dari Yang Atas saja, kita sebagai sadhaka hendak nya benar-benar tulus dan tidak terlalu mengharapkan hal seperti itu. Anda tulus menghormati dan menjalankan ajaran Buddha, otomatis anda akan di lindungi, bukankah begitu? 


Dalam rangka menyambut ulang tahun Bunda Maha Cundhi Bodhisatva (tanggal 25/4), mari kita bersama-sama menjapa mantra Maha Cundhi Bodhisatva... Dan boleh menjerit sekuat-kuatnya dalam hati (Happy B'day Bunda Maha Cundhi).... ^.^


Mantra Maha Cundhi Bodhisatva:
"Namah Saptanam Samyak-Sambuddha Kotinam Tadyata Om Cale Cule Cundi Svaha"

Maha Chundi Bodhisatva Picture.

(Kanan Kiri sama)

Maha Mudra Of Maha Cundhi Bodhisatva

Sadhaka? Wajib Berbakti


Dalam Buddhist Tantrayana, sudah kita ketahui bahwa sila tertinggi nya adalah "berbakti terhadap GURU".
Nah, mengapa kita duluan harus berbakti kepada guru dan bukan langsung kepada Buddha? Menghormati Buddha bukankah yang terbaik? Bukankah Para Buddha adalah yang tertinggi? 

Banyak para sadhaka mempunyai pertanyaan seperti ini di hati nya, namun tidak tahu bertanya kemana. Tentu sebagaimana kita ketahui di ajaran Buddhist tentunya para Buddha adalah yang tertinggi. Tapi dalam Tantrayana, apabila tidak ada Guru, dari mana anda akan mengenal Buddha? Tanpa guru, apakah anda bisa menjadi seorang sadhaka? Tanpa guru, bagaimana mendapatkan Dharma? Maka dari itu, sebelum anda menghormati Buddha, terlebih dahulu menghormati Guru. Sebelum anda berbakti terhadap Buddha Dharma, terlebih dahulu berbakti terhadap Guru. Terhadap Guru saja anda belum berbakti, bagaimana anda bisa berbakti terhadap Buddha? Bukankah begitu?

Setiap sadhaka harus mempunyai seorang guru, memperoleh abhiseka dari guru, dan mendapatkan perlindungan dari garis silsilah guru tersebut. Kemudian barulah sepenuh hati berbakti dan menjalankan ajaran guru. Tentu nya tidak semua guru adalah benar, namun meskipun guru anda adalah salah, dalam Tantrayana tidak diperbolehkan menghina guru, apalagi membicarakan keburukan Nya dari belakang. Apabila benar guru anda adalah salah, maka tinggalkan guru anda dengan baik-baik, dan tidak diperbolehkan memarahi dari belakang dan sebagainya. 

Dalam Sastra Cina ada 1 kalimat kuno, "Sehari menjadi guru, Seumur hidup menjadi Ayah". Maksudnya adalah masyarakat cina kuno sangatlah menjunjung tinggi posisi guru dalam hati dan hidup mereka. Untuk mendapatkan seorang Guru yang bijak sungguh sulit. Karena itu apabila mereka mendapatkan 1 guru, maka akan di perlakukan dan di hormati seperti ayah kandung sendiri. Guru apapun itu, guru silat, guru sastra, guru pelajaran, hingga guru spiritual, hendaknya kita sepenuh hati berbakti kepada beliau, karena beliau telah memberikan kita pelajaran berharga, pengalaman hidup yang semuanya tidak bisa kita dapatkan dengan uang semata, bukan kah begitu?

Dalam Tantrayana juga begitu, guru adalah seorang yang harus kita hormati. Dari jaman tibet kuno, semua sadhaka sangatlah berhati-hati dalam memilih guru yang benar-benar bijak dan yang bisa membimbing mereka. Dan asalkan sudah menemukan nya, maka mereka tidak akan memiliki keraguan lagi. Sepenuh hati dengan tulus berbakti dan percaya serta menjalankan semua ajaran nya tanpa bertanya. Karena disaat seorang guru memberikan kita 1 perintah, tentu ada maksud tertentu nya, kita tidak lah perlu bertanya alasan nya. (dalam Tantra Tibet kuno, bertanya yang tidak di beritahukan berarti tidak menghormati dan tidak mempercayai).


Untuk mendapatkan Dharma sejati, tentu nya itu sangat sulit, benar-benar sulit. Namun untuk mendapatkan Guru sejati, jauh lebih sulit lagi. Karena di saat anda menemukan Guru sejati, secara otomatis anda juga telah mendapatkan Dharma sejati nya, bukankah begitu?

Nah, sudahkah anda berbakti terhadap guru anda? sudahkah anda benar-benar tulus menjalankan setiap ajaran Nya? Masih kah ada keraguan di antara anda dengan guru anda? Jawaban ini hanya perlu anda jawab di dalam hati saja. 

Apabila belum, segera lah berbakti terhadap guru. Dengan kita menghargai, menghormati, bahkan berbakti terhadap guru, itu sama dengan kita sudah benar-benar berbakti terhadap Para Buddha. 


Dulu saya juga mempunyai seorang guru, beliau memperkenalkan saya kepada Tantra, mengajarkan saya berbagai macam teknik, dan Sadhana. Tanpa beliau, tentu nya tidak ada saya yang sekarang. Beliau adalah seorang yang sangat misterius, kadang serius, kadang kekanak-kanakan, kadang pemarah. Beliau selalu sulit di tebak. Saya pernah sekali meragukan kemampuan dan kebijaksanaan nya. Itu membuat saya sampai sekarang tetap merasakan penyesalan luar biasa setiap mengingat kejadian tersebut. Hingga sekarang saya merasa meragukan beliau adalah kesalahan terbesar yang pernah saya lakukan. 
Jadi jangan lagi mengulang kejadian yang sama. Mendapatkan seorang guru tidak lah mudah, anda tidak akan pernah tahu betapa beratnya menjadi seorang guru hingga suatu saat anda sendiri menjadi salah satu dari itu. 

Mari lah kita bersama-sama berbakti terhadap guru kita masing-masing. Berharap beliau menunda Parinibbhana-Nya, agar dapat terus membimbing kita mencapai pencerahan.

Sunday, April 21, 2013

Dharma, Sukha Sejati yang Kita Cari

Seorang wanita bertanya kepada pacar nya, "apakah kamu mencintai ku?", pacar nya menjawab "dengan sepenuh hati, bumi dan langit bisa menjadi saksi percintaan kita berdua". Namun, 3 minggu setelah kejadian itu, wanita itu putus dengan pacarnya karena pacarnya berselingkuh dengan gadis lain. Pacaran yang awalnya sangat bahagia, indah dan manis, kini menjadi suram, menyedihkan, dan pahit rasa nya. Perubahan dalam kebahagiaan dan penderitaan terus terjadi, hanya saja kita belum menyadari nya. 

Sebenarnya kejadian seperti ini benar-benar sangat sering sekali terjadi. Awalnya kita mengejar 1 hal karena merasa apabila sudah mendapatkan nya, kita akan bahagia. Tapi belum tentu, mungkin setelah sudah memiliki nya, kita malah ingin melepaskan nya. Membingungkan bukan? namun itu lah manusia. 

Sukha (kebahagiaan) dan Dukkha (penderitaan) selalu saling melengkapi. Sukha akan datang setelah Dukkha, dan selalu bergantian seperti itu terus. Namun apakah selama ini yang kita rasakan sudah benar-benar bahagia? Pernah kah anda benar-benar merasakan yang nama nya Bahagia? Seperti apa rasa bahagia itu? Sulit di deskripsikan bukan? 

Berparas tampan/cantik dan mendapatkan pacar idaman kita. Apakah kebahagiaan seperti itu kah yang kita inginkan? Apakah anda benar-benar bahagia?
Hidup berkelimpahan harta, kekayaan yang tidak akan pernah habis. Apakah itu membuat kita bahagia? Apakah anda benar-benar bahagia? 
Mempunyai tahta yang tinggi, kekuasaan yang besar. Apakah itu membuat kita bahagia? Apakah anda benar-benar bahagia?
Kekuatan luar biasa, bahkan ini juga belum tentu menggaransi kan kita kebahagiaan. 

Mempunyai seorang pacar yang luar biasa cantik/tampan nya, kita tidak akan luput dari kecemburuan, karena kita merasa takut, takut akan kehilangan nya...
Begitu juga dengan harta dan tahta, setiap saat akan hidup dalam penuh ketakutan, takut semua kekayaan dan kekuasaan, kedudukan kita akan di rebut, di rampas, sehingga hidup menjadi penuh kecurigaan. Mencurigai semua orang di sekitar, termasuk keluarga sendiri. Hidup yang seperti itu, bahagia kah anda? 

(tanya saja pada hati sendiri)

Lantas kalau itu juga bukan kebahagiaan sejati, apakah itu Sukha yang sejati? 

Tentu hidup tanpa rasa aman, penuh ketakutan, kita bahkan tidak dapat menjalani aktifitas hidup seperti biasanya, bagaimana pula bisa bahagia?. Maka cari lah sesuatu yang benar-benar dapat membuat kita bahagia. Suatu kebahagiaan mutlak yang tidak akan pernah bisa di rebut oleh orang lain, kebahagiaan mutlak yang tidak perlu takut akan kehilangan. 
"Dharma". 
Yah, hanya sangat simple, sederhana. Menikmati Dharma, menerima, memperoleh, hingga mengerti akan Dharma, itu lah titik hidup paling membahagiakan. Dharma tidak memaksa apa-apa, Dharma tidak memeras apa-apa, Dharma itu fleksibel, Dharma itu relastis, Dharma itu indah setiap saat. Asal kita bersedia tulus menghormati, dan menjalani, mempraktekkan Dharma di kehidupan sehari-hari, maka kita sudah dekat dengan Dharma. 

Dharma tidak harus di peroleh di Vihara, dari Ceramah Dharma, namun Dharma berada di sekitar kita, di kehidupan sehari-hari kita. Tidak percaya? Coba renungkan dengan sendiri nya, setiap hari kita bertemu dengan  sangat banyak hal, namun pasti ada beberapa hal yang dapat membuat kita sadar sedikit, mungkin membuat kita tahu akan kesalahan kita. Itu lah Dharma.... Selama anda benar-benar percaya, maka dia akan ada. Selama anda tulus serius menaati, maka dia lah Sila. Cukup sederhana bukan? 

Kebahagiaan dalam memperoleh Dharma, bahkan mengerti adalah sangat luar biasa. Melebihi segala kebahagiaan yang selama ini kita sangat berusaha kejar. Indah bukan? 

Selama ini, kita selalu mengejar mereka yang tidak ada ujung nya, mengejar yang sia-sia, yang pada dasar nya hanya membuang-buang waktu. Anda mempunyai seorang pacar, anda harus takut akan kehilangan dia, maka anda membatasi kehidupan nya dengan orang lain, disana anda telah mengekang nya sangat erat. Karena anda takut kehilangan nya, anda mengikat nya dengan erat, namun tahu kah anda apabila tangan terlalu menggenggam erat pasir, maka yang terjadi adalah pasir akan keluar dari sela-sela jari tangan? 
Tidak lama lagi, pacar anda putus dengan anda, anda patah hati, masih bahagiakah anda? 
Bukankah itu sia-sia? Dan kalau anda merenungkan nya, mungkin hal lain juga akan berakhir seperti ini.

"Disaat anda mengira anda telah memiliki nya, sebenarnya anda telah benar-benar kehilangan"

Segala sesuatu di dunia ini selalu tidak kekal dan berubah-ubah. Tidak ada yang tetap dan tidak berubah. Pohon akan tumbang, laut akan kering, dan kita akan meninggal juga. Lantas mengapa kita harus mengejar mereka yang kita bahkan tidak ada hak untuk memiliki? 

Namun "Dharma" tidak lah berubah, Dharma adalah ajaran tetap Sang Buddha. Selama anda benar-benar tulus mempercayai nya, anda akan mencapai kebahagiaan sejati. 

Semoga membantu memecahkan permasalahan banyak orang. Sebenarnya asal kita belajar ingin tahu, dan selalu bersyukur, tidak akan ada penderitaan lagi. Karena dalam kondisi apapun, anda telah mensyukuri nya, bukan kah itu indah?  ^.^

"Om Sarasidhi Hring Hring"
"Om Ah Hum Benzra Guru Padma Siddhi Hum"

Friday, March 15, 2013

Sadhana, Past life, dan Dharma

Banyak manusia mengira sebenarnya hidup ini singkat, kita hanya harus menghargai hdiup ini, hidup dengan jalan benar, dengan peraturan yang benar, maka sudah tidak sia-sia. Namun masih banyak juga mengira sebenarnya hidup ada di kehidupan lampau kita (masa lalu), jadi kita hidup bukan sekali ini saja... Apakah benar ada masa lampau? 
Kali ini, saya akan mencoba mengulas tentang masa lalu dari kehidupan kita. Tentunya kehidupan lampau itu ada, kenapa tidak? Bila tidak ada kehidupan lampau, dari mana juga ada nya kita? Bagaimana pula kita bisa disebut manusia, sementara ada makhluk lain seperti peta (hantu), raksa (raksasa), yaksa yaksi, bahkan dewa dan brahma... Setelah ini mungkin ada banyak orang yang penasaran dan ingin mengetahui sebenarnya di kehidupan lampau nya dia adalah siapa? dia adalah apa? dan apa yang dia perbuat hingga sekarang bisa menjadi seperti ini. Kehidupan lampau adalah suatu misteri yang bisa dikatakan tidak semua manusia harus tahu, namun apabila anda sudah tahu kehidupan lampau anda, tidak berarti anda harus pasrah dengan kehidupan seperti itu. 

Berikut saya beri 1 kisah tentang seorang teman dan kehidupan lampau nya.
Teman saya ini semasa hidup sungguh beruntung, keuangan berkecukupan, mau apa ada apa, sekolah di sekolah terbaik di kota nya, juga mendapatkan pendidikan terbaiknya, hingga berumur 18 tahun, dia sudah sempurna sebagai seorang pria dan bukan seorang anak lagi. Karena dia telah menerima apa yang di perlukan nya, saat itu dia beranjak meninggalkan rumah untuk ke luar negeri berlibur. Di sana si pria ini bertemu dengan seorang gadis cantik jelita, terpikat oleh kecantikan duniawi nya, dia pun perlahan-lahan berubah. Dalam waktu yang sangat singkat saja, dia telah menghabiskan sebagian besar dari harta nya untuk gadis tersebut, dia telah berubah dari sikap luar hingga dalam, bahkan melupakan kalau dia harus pulang. Waktu berputar sangat cepat, suatu hari dia dapat kabar kalau orang tua nya di rampok, dan meninggal dunia mengenaskan, namun dia sama sekali tidak sedih, karena baginya itu sudah tidak penting.
"Hidup di temani gadis cantik, setiap bangun pagi dapat melihat senyum manis nya, tidak ada aturan, itu lah surga", dia pernah berkata seperti itu. Sungguh manusia yang bodoh, terpikat akan keduniawian yang sama sekali tidak kekal. Karena penasaran saya mencoba mencari tahu informasi nya dan mulai melihat kehidupan lampau nya. Ternyata di salah satu kehidupan lampaunya dia pernah menjadi seorang bhikkhu, menaati sila, dharma, dan hampir mencapai 1 pencapaian, itu semua mengakibatkan di kehidupan ini dia sangat beruntung, sangat kaya dan bahagia. Namun karena dia terpikat dengan ketamakan duniawi, berencana ingin menjadi bhikkhu ter-agung, dia pun mulai lari dari Dharma, mensiasati satu per satu bhikkhu, untuk memperoleh penghargaan negara bahwa dia bhikkhu teragung, bahkan dia melakukan pemfitnahan dan pembunuhan melalui mulut. Orang seperti ini sama sekali sudah bukan praktisi dharma, apalagi bhikkhu agung. Karena itu di kehidupan ini dia juga terayu dengan wanita, dan kehilangan semua yang dia miliki...

3 tahun kemudian, saya bertemu dengan dia, ternyata dia telah berubah, berpakaian compang camping, tidak makan telah sangat lama, menjadi sangat kurus, dan berpenyakitan, mengemis di jalan, tidur di jalanan.. Terakhir saya baru tahu ternyata wanita yang di puja-puja nya itu juga telah memeras semua hartanya dan meninggalkannya.. Sungguh kasihan hidup seperti itu, saya cukup paham perasaan nya saat itu, namun apa boleh buat, itu sudah karma nya. Karma dari kehidupan lampaunya yang berbuah di kehidupan ini. Saya menganjurkan nya menjapa mantra, semoga saja bisa terkikis karma nya dan dapat pertolongan. Di kehidupan lampau dia juga pernah sebagai seorang Bhikkhu, tentunya ada sedikit jodoh dengan Buddha dharma, saya menganjurkan menjapa mantra "Bunda Tara Hijau". Tara adalah yidam yang agung, menolak menjadi Buddha hanya untuk menyelamatkan umat manusia di dunia fana. Dengan mantra hati Nya "Om Tare Tuttare Ture Svaha". dia mencoba menjapa nya, dan kembali lagi saya berpisah dengan nya. 
4 hari kemudian saya mendengar kabar dia telah meninggalkan dunia. Ternyata karena penyesalan nya atas semua yang dia perbuat, dia bersungguh-sungguh memohon pertolongan dari Bunda Tara, Bunda pun menjemput nya, saat ini dia kembali terlahir lagi sebagai seorang brahma penjaga mustika Bunda Tara. Alangkah baiknya itu. 

Sebenarnya kehidupan itu sungguh lucu, namun baik apapun kehidupan lampau kita, asalkan setiap kehidupan kita dapat menghindari karma-karma buruk, dan terus mempraktekkan dharma sehari-hari, maka Yidam dan Para Buddha tidak akan pernah meninggalkan kita. Setiap saya mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan ini, saya juga terus memohon pertolongan dari Atas. 
Smoga Tara terus memancarkan kasih tiada tara.
Smoga semua makhluk terus mempraktekkan dharma sehari-hari.
Om Tare Tuttare Ture Svaha. Namaste