Saturday, May 19, 2012

Over-Protective itu bagus gak sih???

Saya pernah di tanyakan pertanyaan ini, saya sendiri juga pernah merenungi hal ini dengan sangat lama. Sebenarnya Overprotective ini bagus gak sih? Lalu yang di maksudkan dengan Overprotective itu apa? 
Disini saya akan mencoba membagi jawaban yang saya dapatkan kepada kita semua nya.


Over-protective, kata belakangnya protective tentu berartikan melindungi. Yah, melindungi seseorang yang menurut kita penting, yang kita cintai kita sayangi tentunya sangat baik sekali. Tidak membiarkan dia menderita atau mengalami luka apapun. Namun, kata depan nya ada kata "Over" yang berarti berlebihan, Semua yang berlebihan tentu nya tidak baik. Berlebihan makan, berlebihan tidur dan bahkan semua yang berlebihan itu adalah tidak baik, termasuk memberikan "Perlindungan yang Berlebihan". 


Lantas, bagaimana baru dapat di katakan sudah mencapai Over-Protective? 
Cara kita memberikan perlindungan, perhatian kepada orang yang kita sayang seperti orang tua terhadap anak nya, anak terhadap orang tua nya, guru terhadap murid nya, terhadap pacar, saudara, dan lain sebagainya, kadang kita selalu memberikan semua, bahkan berkorban demi mereka yang kita sayangi. Tapi tahukah anda kalau ternyata perlindungan, perhatian, hingga pengorbanan yang anda berikan ternyata telah mencapai batas maksimal dan bahkan  berlebihan? 


Saya akan mencoba mengambil 1 contoh kasus tentang Over-Protective antara si orang tua dengan si anak.
Karena ini juga adalah kasus yang paling banyak di temukan di antara masyarakat.


Ada satu keluarga yang pada dasarnya sangat bahagia, keluarga ini termasuk lumayan berkecukupan dengan mama papa masing-masing memiliki 1 pekerjaan tetap yang penghasilan nya memadai untuk menghidupi kedua anak nya. Keluarga ini terdiri dari kedua anak nya, yang satu cowok berusia 17 tahun, yang 1 lagi si adik cewek dengan usia masih 14 tahun. Awalnya keluarga ini masih baik-baik saja, bahkan sangat bahagia. Ibunda berpikir dengan membuat anak banyak belajar sedikit bermain, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang pintar, dimulai lah si anak hidup dengan tidak ada pilihan hidup, selalu belajar dan belajar, mengenai bermain? oh, tentunya tidak kurang. Permainan elektronik impian anak-anak lainnya juga mereka dapatkan dari keluarga, seperti: PS2, PS3, PSP, hingga komputer dan laptop, dengan berbagai gadget-gadget lengkap tersedia untuk kedua anak ini. Namun, hubungan mereka dengan dunia luar malah mulai terbatasi, hingga anak beranjak memasuki masa pubertas, beranjak dewasa, tingkat sosialisasi mereka dengan dunia luar makin terbatasi. 


Kasus seperti ini sudah sangat banyak sekali di temukan di lingkungan sekitar kita. Nah, tahu kah anda apa yang salah dengan cara didikan anda? Kita selalu merasa dengan memberikan anak belajar maka itu untuk kebaikan mereka, mereka akan tahu itu suatu saat. Tapi coba tenangkan hati dan merenungi sejenak, selama ini yang kita berikan hanya apa yang menurut kita terbaik untuk mereka, pernah kah anda mendengar sebenarnya apa yang mereka inginkan? Pernahkah anda mempedulikan suara hati mereka? 


Tidak ada anak yang terlahirkan sudah nakal, sudah merokok, semua dikarenakan cara didikan keluarga yang kurang tepat yang menjadikan anak tidak dapat berekspresi dan akhirnya malah memasuki jalan buruk.


Ada satu kasus lainnya, suatu saat sang ibu marah besar karena anak nya terlambat pulang, ibu menunggu kepulangan anak nya dengan seribu khawatir, lalu di saat jam 22.30 malam, anak pulang dengan sedikit bau alkohol, ibu marah besar hingga membentak-bentak anak nya. Sang anak malah menjawab sesuatu yang membuat ibu terdiam. "Kenapa kamu terlambat pulang? apakah kamu pergi ugal-ugalan dengan teman-teman mu?" si anak menjawab: "kamu tidak pernah sadar ya?  kamu saja setiap kali pulang nya juga telat, emank nya kamu peduli dengan kami? kami pikir dari dulu kami sudah tidak ada ibu lagi." "anak sebelah setiap saat ada ibu yang bertanya kepada mereka apa sudah makan?  di sekolah belajar apa saja?  ada pr tidak? tapi kamu tidak pernah bertanya seperti itu, tau nya hanya marah dan marah" "kami tidak pernah bilang kalau punya fasilitas komputer lengkap itu kemauan kami". Ibu ini langsung terduduk dan tidak dapat berbicara lagi.


Kadang kita sebagai orang tua tidak tau seberapa egois nya kita, kita bahkan tidak bisa mempercayai anak sendiri. Lantas untuk apa semua hasil jerih payah kita kalau suatu saat si anak menolak semua itu? 


Yah, banyak orang tua yang terlalu over-protective dengan anak nya, tidak membiarkan anak berhubungan dengan dunia luar itu adalah kesalahan terbesar, di lihat dari sisi psikologis, pertumbuhan anak terutama di saat memasuki umur 15 ke atas itu di sebut pubertas, disaat itu kita sebagai orang tua hendaknya mendukung anak, bukan melarang anak dengan aturan-aturan yang menurut kita itu baik untuk mereka. Karena pada dasar nya mereka akan sangat berkembang bila mereka dapat mengeksplorasi sendiri kehidupan mereka. Banyak bersosialisasi di saat masih remaja akan sangat membantu di saat mereka memasuki dunia kerja mereka nantinya. 


Over-protective terhadap pacar juga akan berakibat buruk, pokoknya coba kita renungi sendiri, apakah kita sudah mencapai tahap over terhadap sesuatu? Bila sudah mencapai over (berlebihan), ayo sama-sama kita mengubah semuanya, dengan 1 kata "kepercayaan". Yah, selama anda mempercayai dia, berikan dia kesempatan, dia akan melakukan yang terbaik untuk anda, tentunya dengan dukungan dan didikan anda juga.
Tidak percaya?  Coba saja.... 


Saya tahu, pasti akan ada banyak orang yang tidak setuju dengan persepsi yang saya tulis ini, tapi coba lah kita renungi saja, bila berguna? terima kasih. Bila menurut anda itu tidak berguna atau tidak cocok dengan persepsi anda? Semoga anda mendapatkan yang terbaik..


Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa...
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta...
Smoga semua makhluk berbahagia.


^^

No comments:

Post a Comment